Beritaly.com – Bulan Ramadan tinggal menghitung hari, dan umat Islam di seluruh dunia bersiap menyambut bulan suci penuh berkah ini.

Salah satu pertanyaan yang kerap muncul di kalangan masyarakat adalah terkait mandi junub saat berpuasa.

Apakah mandi junub membatalkan puasa? Bagaimana tata caranya agar tetap sesuai syariat?

Artikel ini akan mengulas secara mendalam hukum, tata cara, serta hal-hal yang perlu diperhatikan terkait mandi junub di bulan puasa, berdasarkan pandangan agama yang sahih dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Mandi Junub?

Mandi junub, atau dalam istilah syariat disebut mandi wajib, adalah proses pembersihan diri dari hadas besar.

Hadas besar terjadi akibat beberapa kondisi, seperti hubungan suami-istri, keluarnya mani (baik karena mimpi basah maupun lainnya), serta berhentinya darah haid atau nifas bagi perempuan.

Dalam ajaran Islam, seseorang yang berada dalam kondisi junub dilarang melaksanakan ibadah tertentu, seperti salat, menyentuh Al-Qur’an, atau thawaf, hingga ia bersuci dengan mandi wajib.

Menurut Al-Qur’an, Surah Al-Maidah ayat 6, Allah berfirman, “Dan jika kamu junub, maka mandilah.” Ayat ini menjadi dasar utama kewajiban mandi junub dalam Islam.

Selain itu, Rasulullah SAW juga memberikan teladan melalui sunnahnya tentang tata cara mandi wajib yang benar.

Hukum Mandi Junub Saat Puasa

Salah satu kekhawatiran yang sering muncul adalah apakah mandi junub saat berpuasa dapat membatalkan puasa.

Para ulama sepakat bahwa mandi junub tidak membatalkan puasa, selama proses mandi tersebut tidak disertai dengan perbuatan yang secara jelas membatalkan puasa, seperti memasukkan air ke dalam rongga mulut atau hidung secara sengaja hingga tertelan.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, seorang ulama terkemuka, pernah menjelaskan bahwa mandi junub saat puasa hukumnya boleh dan tidak ada larangan syariat di dalamnya.

“Puasa tidak batal karena mandi, baik mandi wajib maupun mandi biasa, asalkan seseorang menjaga agar air tidak masuk ke dalam tubuh melalui mulut atau hidung,” ujarnya dalam salah satu fatwanya.

Hal ini juga diperkuat oleh kisah-kisah dalam hadis. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, Aisyah RA dan Ummu Salamah RA menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah dalam keadaan junub di pagi hari saat berpuasa, kemudian beliau mandi wajib dan melanjutkan puasanya tanpa masalah. Ini menjadi bukti bahwa mandi junub tidak memengaruhi sahnya puasa.

Tata Cara Mandi Junub yang Benar

Bagi umat Islam yang ingin memastikan ibadah puasanya tetap sah, penting untuk memahami tata cara mandi junub yang sesuai syariat. Berikut langkah-langkahnya berdasarkan ajaran Rasulullah SAW:

1. Niat dalam Hati

Niat adalah kunci dalam setiap ibadah. Niat mandi junub cukup diucapkan dalam hati, misalnya,

“Nawaitu ghusla liraf’il hadatsil akbar min al-janabah lillahi ta’ala,” yang berarti “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar karena junub karena Allah Ta’ala.”

2. Mencuci Tangan

Sebelum memulai, cucilah kedua tangan sebanyak tiga kali untuk membersihkan kotoran yang mungkin ada.

3. Membersihkan Kemaluan

Bersihkan bagian kemaluan dan area sekitarnya dari sisa najis atau cairan yang menyebabkan hadas besar.

4. Berwudu

Lakukan wudu sebagaimana wudu untuk salat, mulai dari membasuh wajah, tangan, mengusap kepala, hingga kaki.

5. Menyiramkan Air ke Seluruh Tubuh

Siramkan air ke seluruh tubuh dimulai dari kepala, lalu sisi kanan, dan sisi kiri. Pastikan air mengalir merata hingga ke seluruh kulit dan rambut, termasuk bagian yang tersembunyi seperti ketiak atau lipatan tubuh.

Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati saat berpuasa agar air tidak masuk ke dalam mulut atau hidung secara sengaja.

Jika secara tidak sengaja air masuk, para ulama menyatakan puasa tetap sah karena tidak ada unsur kesengajaan.

Waktu Mandi Junub Saat Puasa

Pertanyaan lain yang sering muncul adalah kapan waktu yang tepat untuk mandi junub saat berpuasa.

Misalnya, seseorang bermimpi basah pada malam hari atau dini hari sebelum imsak.

Dalam hal ini, mandi junub boleh dilakukan setelah fajar menyingsing, bahkan setelah waktu imsak, asalkan tidak ada unsur penundaan yang disengaja hingga ibadah lain seperti salat terlewat.

Namun, jika memungkinkan, disarankan untuk segera mandi junub sebelum memulai puasa agar hati dan tubuh dalam keadaan suci saat menyambut hari baru di bulan Ramadan.

Hal ini juga memberikan rasa nyaman dan tenang dalam menjalankan ibadah.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi umat Islam dalam menyambut dan menjalani ibadah puasa dengan penuh keyakinan dan ketenangan.***