Beritaly.com – Turnamen bulu tangkis tertua dan paling bergengsi di dunia, All England Open 2025, resmi berakhir pada Minggu, 16 Maret 2025, di Utilita Arena, Birmingham.

Edisi kali ini, yang merupakan bagian dari BWF World Tour Super 1000, menyajikan pertarungan sengit di babak final dengan lima nomor yang dipertandingkan tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Hasilnya, China dan Korea Selatan tampil dominan dengan masing-masing mengamankan dua gelar juara, sementara Indonesia harus puas dengan posisi runner-up di nomor ganda putra.

All England Open, yang pertama kali digelar pada 1899, telah menjadi salah satu turnamen bulu tangkis paling ikonik dalam sejarah olahraga ini.

Dengan status Super 1000, turnamen ini menawarkan poin ranking tinggi dan hadiah uang yang signifikan, menjadikannya ajang wajib bagi para pebulu tangkis elite dunia untuk mengukur kemampuan mereka.

Tahun ini, All England Open 2025 berlangsung mulai 11 hingga 16 Maret, diikuti oleh para pemain top dunia, termasuk wakil dari Indonesia yang datang dengan ambisi mempertahankan tradisi juara di nomor ganda putra.

Indonesia mengirimkan 11 wakil dalam berbagai nomor, termasuk juara bertahan tunggal putra Jonatan Christie dan pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang juga meraih gelar pada 2024.

Namun, perjalanan menuju final kali ini hanya menyisakan satu wakil Merah Putih, yakni Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, yang berhasil melaju hingga partai puncak di nomor ganda putra.

Rangkuman Hasil Final

Berikut adalah hasil lengkap babak final All England Open 2025 berdasarkan laporan resmi dari Badminton World Federation (BWF) dan sumber terpercaya lainnya:

1. Ganda Campuran (XD)

Guo Xin Wa/Chen Fang Hui (China) vs Feng Yan Zhe/Wei Ya Xin (China)
Skor: 21-16, 10-21, 23-21

Pertandingan pembuka final menjadi milik China sepenuhnya dengan duel All China Final.

Guo Xin Wa/Chen Fang Hui berhasil mengatasi perlawanan sengit dari Feng Yan Zhe/Wei Ya Xin dalam rubber game yang dramatis.

Kemenangan ini menandai gelar pertama bagi Guo/Chen di All England, sekaligus memperlihatkan kekuatan mendalam sektor ganda campuran China.

2. Ganda Putri (WD)

Yuki Fukushima/Nagahara Matsumoto (Jepang) vs Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang)
Skor: 21-18, 21-15

Duel sesama wakil Jepang ini berlangsung ketat di awal, tetapi Fukushima/Matsumoto mampu mengendalikan permainan dengan strategi matang.

Kemenangan ini menjadi sorotan karena kedua pasangan memiliki pengalaman juara All England sebelumnya dengan partner berbeda, menambah catatan prestasi Jepang di turnamen ini.

3. Tunggal Putra (MS)

Shi Yu Qi (China) vs Lee Chia Hao (China Taipei)
Skor: 21-17, 21-13

Shi Yu Qi, unggulan pertama dari China, tampil dominan melawan Lee Chia Hao.

Dengan permainan agresif dan kontrol lapangan yang apik, Shi berhasil mengunci gelar kedua bagi China di turnamen ini.

Kemenangan ini juga mempertegas posisinya sebagai salah satu tunggal putra terbaik dunia saat ini.

4. Tunggal Putri (WS)

An Se Young (Korea Selatan) vs Wang Zhi Yi (China)
Skor: 13-21, 21-18, 21-18

Pertarungan sengit tersaji di nomor tunggal putri. An Se Young, juara All England 2023, kembali menunjukkan mental juara dengan membalikkan keadaan setelah kalah di gim pertama.

Wang Zhi Yi memberikan perlawanan ketat, tetapi An akhirnya mengamankan gelar kedua bagi Korea Selatan di turnamen ini.

5. Ganda Putra (MD)

Kim Won Ho/Seo Seung Jae (Korea Selatan) vs Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana (Indonesia)
Skor: 21-18, 19-21, 21-15

Satu-satunya wakil Indonesia di final, Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, harus mengakui keunggulan pasangan Korea Selatan, Kim Won Ho/Seo Seung Jae.

Pertandingan berlangsung selama tiga gim dengan intensitas tinggi. Leo/Bagas sempat menyamakan kedudukan di gim kedua, tetapi Kim/Seo tampil lebih konsisten di gim penentu, menggagalkan harapan Indonesia untuk mempertahankan gelar ganda putra.

All England Open 2025 sekali lagi menjadi panggung bagi talenta-talenta terbaik dunia.

Bagi Indonesia, posisi runner-up Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana tetap menjadi pencapaian positif meski gelar juara belum berhasil diraih.

Turnamen ini juga memberikan gambaran tentang peta persaingan bulu tangkis global yang semakin kompetitif.

Para penggemar kini menantikan kiprah pebulu tangkis dunia di ajang berikutnya, dengan harapan Indonesia kembali meraih prestasi lebih gemilang.***