Jakarta, 4 Maret 2025 – Dunia podcast Tanah Air kembali diramaikan oleh drama hukum yang melibatkan pengacara kontroversial Firdaus Oiwobo dan pengusaha mobil mewah Rudy Salim. Perseteruan ini bermula ketika Hotman Paris, pengacara flamboyan, mengejek honor Firdaus sebagai bintang tamu di podcast Rudy Salim yang disebut hanya Rp6 juta, lengkap dengan permintaan 10 bungkus makanan untuk timnya. Merasa nama baiknya tercemar, Firdaus tak tinggal diam dan melayangkan somasi kepada Rudy, menudingnya sebagai sumber informasi yang memicu ejekan tersebut.

Di balik sorotan publik, Firdaus menceritakan sisi lain dari kisah ini. “Saya tidak pernah minta jadi narasumber. Rudy yang mendekati saya,” ungkapnya dengan nada tegas dalam wawancara bersama Intens Investigasi, Selasa (4/3/2025). Pria yang pernah menjadi kuasa hukum Razman Arif Nasution ini juga membantah angka honor yang disebutkan, menegaskan bahwa tarifnya sebagai narasumber biasanya mencapai Rp25 juta, bukan Rp5 juta atau Rp6 juta seperti yang diungkap Hotman. Bagi Firdaus, kebocoran informasi dari Rudy kepada Hotman adalah pukulan telak yang merendahkan martabatnya sebagai profesional.

Latar Belakang Perseteruan yang Memanas
Konflik ini bukanlah yang pertama antara Firdaus dan Hotman. Keduanya telah lama berseteru, berawal dari sidang kasus pencemaran nama baik pada Februari 2025 di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Dalam sidang tersebut, Firdaus—yang mendampingi Razman—mencuri perhatian dengan aksi naik ke meja saat situasi memanas, sebuah tindakan yang kemudian memicu sanksi pembekuan sumpah advokatnya oleh Pengadilan Tinggi Banten. Sejak itu, sindiran dan ejekan di media sosial menjadi senjata utama keduanya, dengan Hotman kerap menyebut Firdaus sebagai “raja uranium” atau “orang kaya palsu,” sementara Firdaus tak segan membalas dengan tudingan-tudingan tajam.

Kali ini, Rudy Salim, Presiden Direktur Prestige Motorcars, menjadi pusat badai. Dalam podcastnya di kanal YouTube, Rudy mengundang Firdaus sebagai bintang tamu, sebuah kolaborasi yang awalnya tampak biasa. Namun, ketika Hotman mengungkap detail honor dan permintaan makanan melalui Instagram pada 3 Maret 2025, situasi berubah menjadi arena pertarungan baru. Firdaus menuding Rudy sebagai pihak yang membocorkan informasi sensitif tersebut, yang kemudian “digoreng” Hotman di media sosial hingga viral. “Ini membuat saya terzalimi dan terdegradasi,” keluh Firdaus, yang bahkan mengaku telah melaporkan Rudy ke Lamborghini dan Ferrari di Italia serta Asia Tenggara atas tindakan yang dianggapnya tidak etis.

Hotman, di sisi lain, tampak menikmati sorotan ini. Dalam unggahannya, ia meledek Firdaus dengan nada sarkastik: “Ngaku kaya, tapi honor cuma Rp6 juta, sama dengan gaji supir saya!” Ejekan ini memicu gelombang komentar di media sosial, dari tawa hingga kritik, memperkeruh suasana.

Perseteruan ini tak hanya menjadi hiburan publik, tetapi juga menyoroti dinamika di balik industri podcast yang kian populer di Indonesia. Podcast, yang semula dikenal sebagai wadah diskusi santai, kini menjadi panggung konflik yang melibatkan nama-nama besar. Bagi Firdaus, somasi kepada Rudy adalah langkah untuk memulihkan reputasinya. Ia menegaskan bahwa tindakan hukum ini bukan sekadar gertakan, melainkan pembelaan atas integritasnya sebagai pengacara.

Sementara itu, Rudy Salim belum memberikan tanggapan resmi hingga berita ini ditulis. Namun, publik kini menanti apakah drama ini akan berlanjut ke ranah hukum formal atau mereda di tengah sorotan media. Bagi Firdaus, yang terpenting adalah membersihkan namanya dari ejekan yang ia anggap tak berdasar. “Hotman bukan lawan sepadan buat saya,” tegasnya, menunjukkan bahwa rivalitas ini masih jauh dari kata usai.

Di tengah gemuruh sindiran dan somasi, kisah ini meninggalkan pertanyaan: akankah konflik ini menjadi pelajaran tentang pentingnya menjaga etika dalam kolaborasi profesional, ataukah hanya babak baru dari drama panjang di dunia hukum dan hiburan Indonesia? Waktu yang akan menjawab.