Beritaly.com – Menjelang Hari Raya Idulfitri 2025, harga sejumlah komoditas pangan strategis seperti cabai, bawang, dan minyak goreng mulai menunjukkan tren kenaikan di berbagai pasar tradisional di Indonesia.
Fenomena ini bukanlah hal baru, mengingat setiap tahun menjelang Lebaran, permintaan akan bahan pangan pokok meningkat tajam seiring dengan persiapan masyarakat untuk merayakan hari kemenangan.
Kenaikan harga pangan menjelang Lebaran merupakan pola musiman yang kerap terjadi di Indonesia.
Berdasarkan data historis, seperti yang tercatat oleh Bisnis.com, harga komoditas seperti cabai, bawang merah, dan minyak goreng cenderung melonjak pada dua minggu terakhir Ramadan.
Hal ini dipicu oleh tingginya permintaan untuk kebutuhan masakan khas Lebaran, seperti opor ayam, rendang, dan sambal, yang membutuhkan bahan-bahan tersebut dalam jumlah besar.
Selain itu, faktor distribusi, cuaca, dan pasokan juga turut memengaruhi stabilitas harga.
Pada awal Maret 2025, data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) yang dirilis oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa harga cabai rawit merah telah mencapai Rp104.350 per kilogram, naik signifikan sebesar Rp23.700 dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, cabai merah keriting berada di angka Rp66.750 per kilogram, dan bawang merah mencatat kenaikan menjadi Rp41.600 per kilogram.
Minyak goreng, yang menjadi kebutuhan utama dalam menggoreng hidangan Lebaran, juga mengalami kenaikan, dengan harga minyak goreng curah menyentuh Rp15.700 per liter pada beberapa wilayah.
Menurut pengamatan di lapangan, beberapa faktor menjadi pemicu utama kenaikan harga ini.
Pertama, cuaca yang tidak menentu di awal tahun 2025 telah memengaruhi hasil panen sejumlah komoditas.
Hujan deras yang melanda beberapa daerah penghasil cabai, seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah, menyebabkan penurunan produksi akibat tanaman yang rusak atau gagal panen.
Kedua, biaya transportasi yang meningkat juga turut andil. Kenaikan harga bahan bakar dan logistik distribusi dari daerah produsen ke pasar-pasar besar di kota membuat pedagang menaikkan harga jual untuk menutup biaya operasional.
Ketiga, permintaan yang melonjak menjelang Lebaran menjadi pendorong utama.
Untuk minyak goreng, stabilitas harga juga dipengaruhi oleh pasokan minyak kelapa sawit (CPO) domestik.
Meskipun Indonesia adalah produsen CPO terbesar dunia, fluktuasi harga global dan kebijakan distribusi dalam negeri kerap memengaruhi harga eceran.
Pada Maret 2025, harga minyak goreng kemasan sederhana dilaporkan naik menjadi Rp19.670 per liter, meningkat Rp560 dari bulan sebelumnya.
Menjelang Lebaran 2025, tantangan harga pangan ini kembali menguji ketahanan ekonomi masyarakat Indonesia.
Dengan kerja sama antara pemerintah, pedagang, dan konsumen, diharapkan perayaan Idulfitri tetap dapat berlangsung meriah tanpa beban finansial yang berlebihan.***