Beritaly.com – Memasuki bulan Maret 2025, harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia kembali mengalami penyesuaian.
PT Pertamina (Persero) mengumumkan perubahan harga untuk beberapa jenis BBM non-subsidi yang berlaku mulai 1 Maret 2025, sementara operator SPBU swasta seperti Shell Indonesia, BP-AKR, dan Vivo Energy Indonesia justru menaikkan harga produk bensin mereka.
Penyesuaian ini mencerminkan dinamika pasar minyak dunia serta kebijakan energi nasional yang terus beradaptasi dengan kondisi ekonomi global.
Harga BBM di Indonesia tidak lepas dari pengaruh fluktuasi harga minyak mentah di pasar internasional, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta biaya distribusi dan produksi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 yang mengatur formula harga dasar BBM, Pertamina melakukan evaluasi rutin untuk menentukan harga jual eceran.
Penyesuaian ini biasanya diumumkan pada awal bulan, memberikan kepastian bagi konsumen dan pelaku usaha.
Pada Februari 2025, harga minyak dunia sempat mengalami tekanan akibat ketidakpastian geopolitik dan permintaan global yang fluktuatif.
Namun, memasuki Maret, tren harga minyak mentah sedikit melandai, memungkinkan Pertamina untuk menurunkan harga beberapa produk diesel non-subsidi.
Di sisi lain, SPBU swasta tampaknya memilih strategi berbeda dengan menaikkan harga bensin untuk menjaga margin keuntungan di tengah biaya operasional yang meningkat.
Detail Harga BBM Pertamina Maret 2025
Berdasarkan pengumuman resmi Pertamina, harga BBM non-subsidi jenis Dexlite turun dari Rp14.600 per liter menjadi Rp14.300 per liter, atau berkurang Rp300 per liter.
Begitu pula dengan Pertamina Dex yang mengalami penurunan dari Rp14.800 per liter menjadi Rp14.600 per liter, turun Rp200 per liter.
Penurunan ini berlaku seragam di seluruh SPBU Pertamina di Indonesia, termasuk wilayah dengan pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5% seperti DKI Jakarta.
Sementara itu, harga BBM jenis Pertamax (RON 92) tetap stabil di Rp12.900 per liter, sama seperti bulan sebelumnya.
Begitu juga dengan Pertamax Turbo (RON 98) yang bertahan di Rp14.000 per liter dan Pertamax Green 95 yang masih dijual Rp13.700 per liter.
Untuk BBM subsidi, Pertalite tetap Rp10.000 per liter dan Biosolar Rp6.800 per liter, sesuai komitmen pemerintah menjaga stabilitas harga bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Kenaikan Harga di SPBU Swasta
Berbanding terbalik dengan Pertamina, operator SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo mengerek harga produk bensin mereka per 1 Maret 2025.
Shell Indonesia, misalnya, menaikkan harga Shell Super (RON 92) dari Rp13.350 menjadi Rp13.590 per liter, naik Rp240.
Shell V-Power (RON 95) naik Rp120 menjadi Rp14.060 per liter, sementara Shell V-Power Nitro+ (RON 98) bertambah Rp130 menjadi Rp14.240 per liter.
Namun, untuk diesel, Shell V-Power Diesel justru turun Rp270, dari Rp15.030 menjadi Rp14.760 per liter.
BP-AKR juga menyesuaikan harga dengan menaikkan BP 92 dari Rp13.200 menjadi Rp13.300 per liter dan BP Ultimate dari Rp13.940 menjadi Rp14.060 per liter. Sebaliknya, BP Ultimate Diesel turun dari Rp15.030 menjadi Rp14.760 per liter.
Sementara itu, Vivo Energy Indonesia menaikkan Revvo 92 dari Rp13.350 menjadi Rp13.590 per liter dan Revvo 95 dari Rp13.940 menjadi Rp14.060 per liter, tetapi Diesel Primus Plus turun Rp270 menjadi Rp14.760 per liter.
Kenaikan ini diyakini dipengaruhi oleh strategi bisnis masing-masing perusahaan dalam menghadapi biaya logistik dan persaingan pasar.***