Beritaly.com – Tradisi mudik Lebaran kembali menjadi sorotan menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah yang jatuh pada akhir Maret hingga awal April 2025.

Berdasarkan proyeksi resmi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan berbagai pihak terkait, puncak arus mudik Lebaran 2025 diperkirakan akan terjadi pada Jumat, 28 Maret 2025, atau tiga hari sebelum hari raya (H-3).

Tanggal ini dipilih berdasarkan analisis data historis, pola perjalanan masyarakat, serta jadwal libur nasional yang telah ditetapkan pemerintah.

Menurut Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, potensi pergerakan masyarakat pada masa mudik tahun ini mencapai 146,48 juta orang, atau sekitar 52% dari total penduduk Indonesia.

Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, sekaligus menjadi tantangan besar bagi pemerintah untuk memastikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan selama periode tersebut.

“Kami telah mempersiapkan langkah-langkah strategis jauh hari agar masyarakat bisa mudik dengan tenang,” ujar Dudy dalam rapat koordinasi di Jakarta, pertengahan Maret lalu.

Mengapa 28 Maret Jadi Puncak Arus Mudik?

Prediksi puncak arus mudik pada 28 Maret 2025 tidak lepas dari penetapan hari libur nasional dan cuti bersama oleh pemerintah melalui SKB 3 Menteri (Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, dan Nomor 2 Tahun 2024).

Idulfitri 1446 H resmi jatuh pada 31 Maret dan 1 April 2025, dengan tambahan cuti bersama pada 2 April dan 7 April.

Libur panjang ini berdekatan dengan akhir pekan serta peringatan Hari Suci Nyepi pada 29 Maret, yang turut memperpanjang masa libur hingga hampir dua minggu.

Kondisi ini mendorong masyarakat untuk memulai perjalanan lebih awal, dengan puncaknya diprediksi terjadi pada H-3.

Selain itu, Jasa Marga, pengelola jalan tol terbesar di Indonesia, memperkirakan volume lalu lintas pada puncak arus mudik mencapai 232 ribu kendaraan, naik 50% dari lalu lintas normal.

Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur, menyatakan bahwa angka ini lebih rendah 9% dibandingkan puncak arus mudik Lebaran 2024 berkat pengaturan yang lebih baik.

“Kami optimistis pengelolaan lalu lintas tahun ini lebih terkendali, meski tantangan tetap ada,” katanya dalam konferensi pers awal Maret.

Survei Kemenhub menunjukkan bahwa mobil pribadi tetap menjadi moda transportasi favorit, dengan estimasi 33,69 juta pengguna atau 23% dari total pemudik.

Disusul oleh bus (24,76 juta), kereta api antarkota (23,58 juta), pesawat (19,77 juta), dan sepeda motor (12,74 juta).

Tingginya preferensi terhadap mobil pribadi menjadi perhatian khusus, terutama di jalur tol Trans-Jawa yang kerap menjadi titik kepadatan.

Daerah asal perjalanan terbanyak adalah Jawa Barat (30,9 juta orang), Jawa Timur (26,4 juta), dan Jawa Tengah (23,3 juta), sedangkan tujuan utama meliputi Jawa Tengah (36,6 juta), Jawa Timur (27,4 juta), dan Jawa Barat (22,1 juta).

Pola ini mencerminkan tradisi kuat masyarakat perkotaan untuk kembali ke kampung halaman di Pulau Jawa.

Untuk menghadapi lonjakan pemudik, pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan.

Kemenhub mengoptimalkan rekayasa lalu lintas seperti sistem one way dan contraflow di ruas tol rawan macet, seperti Jakarta-Cikampek dan Cipali.

Selain itu, kebijakan Work from Anywhere (WFA) diterapkan untuk mengurangi kepadatan pada puncak arus balik, yang diprediksi terjadi pada 6 April 2025 dengan 31,49 juta orang bergerak.

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo juga memastikan infrastruktur jalan tol dan nasional dalam kondisi optimal.

“Perbaikan jalan dan peningkatan fasilitas *rest area* telah kami selesaikan sebelum Ramadan. Tim gabungan akan terus memantau selama periode mudik,” ungkapnya saat meninjau Bandara Soekarno-Hatta pada awal Maret.

Jasa Marga menawarkan diskon tarif tol sebesar 20% di beberapa ruas, sementara Kemenhub menyediakan program mudik gratis untuk 100 ribu orang dengan berbagai moda transportasi.

Langkah ini diharapkan mengurangi beban jalan raya dan memberikan opsi ekonomis bagi masyarakat.

Imbauan untuk Pemudik

Pemerintah mengimbau pemudik untuk menghindari waktu-waktu favorit seperti pukul 07.00-10.00 WIB (setelah sahur) dan 21.00-23.00 WIB (setelah buka puasa) saat arus mudik, serta pukul 18.00-00.00 WIB saat arus balik.

“Rencanakan perjalanan dengan baik, pastikan kendaraan dalam kondisi prima, dan patuhi aturan lalu lintas,” pesan Wakapolri Komjen Ahmad Dofiri.

KAI Daop 6 Yogyakarta, misalnya, mencatat lonjakan penumpang pada 28 Maret dengan 11.227 keberangkatan dan 10.267 kedatangan.

“Pesan tiket sekarang agar tidak kehabisan,” imbau Manager Humas KAI Daop 6, Feni Novida Saragih.

Dengan persiapan matang dari berbagai pihak, mudik Lebaran 2025 diharapkan berjalan lebih lancar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sinergi antar-kementerian, kepolisian, dan operator transportasi menjadi kunci suksesnya tradisi tahunan ini.

Bagi masyarakat, perencanaan matang dan kepatuhan terhadap imbauan akan memastikan perjalanan yang aman dan nyaman menuju kampung halaman.***