Los Angeles, 4 Maret 2025 – Crypto.com Arena bergemuruh pada Rabu siang WIB (5/3) saat LeBron James mengukir namanya dalam tinta emas sejarah NBA. Dengan tembakan tiga angka yang melesat mulus di menit-menit awal laga melawan New Orleans Pelicans, bintang Los Angeles Lakers ini menjadi pemain pertama yang mencapai 50.000 poin sepanjang kariernya—sebuah capaian yang tak hanya menegaskan kehebatannya, tetapi juga mengantarkan Lakers pada kemenangan ketujuh beruntun, 136-115. Di usia 40 tahun, LeBron tak sekadar bermain; ia terus menulis legenda.
Momen itu tiba lebih cepat dari dugaan. Baru tiga menit laga berjalan, umpan akurat dari Luka Doncic—yang kini menjadi tandem mematikan LeBron—disambut dengan lompatan penuh percaya diri. Bola meluncur dari tangan kiri sang “King,” dan sorak sorai penonton mengguncang arena. “Saya cuma bisa berdiri dan tepuk tangan. Ini seperti menyaksikan sejarah hidup,” ujar Maria, seorang penggemar Lakers yang hadir di tribun. LeBron menutup laga dengan 34 poin, delapan rebound, dan enam assist, sementara Lakers memperpanjang dominasi mereka di musim NBA 2024/2025.
Perjalanan Panjang Menuju 50.000 Poin
Capaian ini bukanlah kebetulan. LeBron, yang memulai kariernya pada 2003 bersama Cleveland Cavaliers, telah menorehkan berbagai rekor dalam 22 tahun perjalanan di NBA. Sebelumnya, ia melampaui Kareem Abdul-Jabbar sebagai pencetak poin terbanyak musim reguler dengan 38.387 poin pada 2023, lalu mencatatkan diri sebagai pemegang rekor poin postseason terbanyak, mengungguli Michael Jordan pada 2017. Kini, dengan 50.000 poin yang mencakup musim reguler dan playoff, LeBron berdiri sendirian di puncak, jauh melampaui legenda-legenda sebelumnya.
Kemenangan atas Pelicans menjadi panggung sempurna untuk momen bersejarah ini. Lakers mendominasi sejak kuarter pertama, hanya memberi kesempatan Pelicans memimpin sekali di awal laga. Duet LeBron dan Doncic, yang menyumbang 30 poin dan 15 assist, membuat pertahanan lawan kewalahan. “Kami punya chemistry luar biasa. LeBron membuat segalanya lebih mudah,” ungkap Doncic usai pertandingan. Dengan keunggulan 27 poin di kuarter terakhir, Lakers menunjukkan performa yang kian solid, kini bertengger di posisi kedua Wilayah Barat.
Bagi LeBron, rekor ini lebih dari sekadar angka. “Ini tentang konsistensi, cinta pada permainan, dan kesempatan menginspirasi generasi berikutnya,” katanya dengan senyum khas, meski keringat masih menetes di wajahnya. Di balik sorotan, ia juga manusia biasa—seorang ayah yang kerap membagikan momen bersama anak-anaknya, termasuk Bronny, yang kini mengikuti jejaknya di NBA.
Lakers Bangkit, LeBron Tetap Jadi Magnet
Kemenangan beruntun Lakers tak lepas dari dinamika tim yang kian matang. Setelah start musim yang naik-turun, mereka menemukan ritme dengan kombinasi pengalaman LeBron, kreativitas Doncic, dan energi muda dari pemain seperti Jaxson Hayes yang mencetak 19 poin dan 10 rebound melawan Pelicans. Pelatih Darvin Ham menyebut ini sebagai “momen kebangkitan” bagi timnya, yang kini menjadi salah satu favorit di musim ini.
Namun, sorotan tetap tertuju pada LeBron. Di usia yang biasanya menjadi senja karier bagi atlet lain, ia justru tampil prima, rata-rata mencetak 28 poin per laga musim ini. Rekor 50.000 poin bukan akhir, melainkan babak baru dalam narasi panjangnya. “Dia seperti anggur tua—semakin tua, semakin baik,” canda seorang analis NBA.
Malam itu, LeBron tak hanya memecahkan rekor, tetapi juga mengingatkan dunia bahwa kehebatan sejati lahir dari kerja keras dan dedikasi. Bagi Lakers dan penggemarnya, kemenangan ketujuh ini adalah bonus; yang terpenting, mereka menyaksikan legenda hidup terus melangkah, membawa harapan akan trofi berikutnya di cakrawala.