Los Angeles, 6 Maret 2025 – Los Angeles Lakers kembali menunjukkan taringnya di Crypto.com Arena saat menghadapi New York Knicks pada Kamis malam waktu setempat (6/3). Dalam laga yang nyaris lepas dari genggaman, duet Luka Doncic dan LeBron James menjadi penutup cerita heroik dengan kemenangan tipis 112-108, memperpanjang rekor kemenangan beruntun Lakers menjadi delapan.

Di detik-detik akhir, sorak sorai penonton menggema ketika Luka melesakkan tembakan tiga angka krusial.
LeBron, tak mau kalah, menyumbang poin penutup dengan dunk keras yang membuat Knicks tak lagi punya waktu untuk membalas.

Dari Ketertinggalan Menjadi Kemenangan
Pertandingan ini seperti roller coaster bagi Lakers.

Mereka sempat tertinggal 12 poin di kuarter ketiga setelah Knicks, yang dipimpin Jalen Brunson dengan 34 poin, tampil dominan.
Namun, semangat juang Luka dan LeBron membalikkan keadaan, terutama di kuarter empat yang penuh ketegangan.

Luka, dengan 32 poin, tujuh rebound, dan 12 assist, menjadi motor serangan Lakers.
Ia tak hanya jeli membaca permainan, tetapi juga tenang di bawah tekanan, seperti saat melepaskan tembakan tiga angka di sisa 12 detik yang mengubah kedudukan menjadi 109-108.

LeBron, sang veteran berusia 40 tahun, menambahkan 31 poin, 12 rebound, dan delapan assist.
Dunk-nya di detik terakhir, hasil umpan akurat dari Luka, menjadi pukulan telak bagi Knicks yang sudah kehabisan strategi.

Kemenangan ini bukan tanpa perjuangan.
Lakers sempat kehilangan ritme di babak pertama, dengan turnover mencapai 15 kali yang dimanfaatkan Knicks untuk unggul.

Namun, chemistry antara Luka dan LeBron, yang kian terasah sejak Doncic bergabung dari Dallas Mavericks pada Februari lalu, menjadi kunci.
Mereka berhasil membawa Lakers bangkit, terutama setelah pelatih JJ Redick mengubah taktik dengan mempercepat tempo permainan di kuarter penutup.

Latar Belakang dan Dominasi Lakers
Musim ini, Lakers tampil menawan dengan rekor 17 kemenangan dari 20 laga terakhir.

Kedatangan Luka Doncic melalui pertukaran blockbuster dengan Anthony Davis telah mengubah wajah tim.
Duetnya dengan LeBron menciptakan kombinasi mematikan: pengalaman dan kreativitas yang sulit dihentikan lawan.

Sebelum laga ini, Lakers sudah menunjukkan dominasi dengan mengalahkan tim-tim kuat seperti Denver Nuggets dan New Orleans Pelicans.
Kemenangan atas Knicks kali ini semakin memperkuat posisi mereka di peringkat dua Wilayah Barat, hanya selangkah di belakang Memphis Grizzlies.

Bagi LeBron, pertandingan ini juga menambah catatan prestasinya.
Ia baru saja menjadi pemain pertama yang mencapai 50.000 poin sepanjang karier (musim reguler dan playoff) dalam laga sebelumnya melawan Pelicans.

Luka, di sisi lain, terus membuktikan bahwa ia adalah bintang masa depan Lakers.
Dengan rata-rata 28,6 poin per laga sepanjang kariernya, ia kini menjadi tumpuan baru di era transisi tim pasca-dominasi LeBron.

Harapan dan Tantangan ke Depan
Kemenangan ini meninggalkan rasa optimisme di kalangan penggemar Lakers.

Namun, tantangan masih menanti, terutama dengan jadwal padat dan persaingan ketat di Wilayah Barat.
Luka dan LeBron sadar bahwa perjalanan menuju gelar juara masih panjang, dan konsistensi akan menjadi kunci.

Di luar lapangan, Luka mengungkapkan kekagumannya pada LeBron.
“Main bareng dia itu luar biasa. Dia selalu tahu kapan harus ambil alih, dan aku belajar banyak darinya,” ujarnya usai pertandingan.

LeBron pun tak sungkan memuji rekannya.
“Luka seperti quarterback alami. Aku cuma harus siap tangkap umpannya,” candanya, merujuk pada kerja sama apik mereka.

Kemenangan atas Knicks ini bukan sekadar tiga poin di klasemen, tetapi juga simbol bahwa Lakers sedang membangun dinasti baru.
Di tangan Luka dan LeBron, mimpi gelar ke-18 tampak semakin nyata—langkah demi langkah, dari satu kemenangan dramatis ke kemenangan berikutnya.