Beritaly.com – Nama Emil Audero Mulyadi kini tengah menjadi sorotan di dunia sepak bola Tanah Air.
Kiper berdarah Indonesia-Italia ini resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 10 Maret 2025 setelah mengambil sumpah kewarganegaraan di KBRI Roma, Italia.
Proses naturalisasi yang digagas oleh PSSI ini membuka jalan bagi Emil untuk memperkuat Timnas Indonesia, menambah daftar pemain keturunan yang siap mengangkat prestasi sepak bola nasional.
Dengan pengalaman panjang di kompetisi elite Eropa, perjalanan karier Emil Audero layak disimak sebagai kisah inspiratif seorang talenta yang lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat, dan kini bersinar di panggung internasional.
Awal Mula di Mataram dan Kepindahan ke Italia
Emil Audero Mulyadi lahir pada 18 Januari 1997 di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Ia adalah putra dari pasangan Edy Mulyadi, seorang Indonesia asli Lombok, dan Antonella Audero, warga negara Italia.
Hanya setahun setelah kelahirannya, keluarga Emil memutuskan pindah ke Cumiana, sebuah kota kecil di Provinsi Turin, Italia, pada 1998.
Di sanalah Emil pertama kali mengenal sepak bola, olahraga yang kelak menjadi jalan hidupnya.
Bakat Emil mulai terlihat sejak usia dini. Pada 2008, saat berusia 11 tahun, ia bergabung dengan akademi Juventus, salah satu klub tersukses di Italia.
Keputusan ini menjadi titik awal karier profesionalnya. Di akademi Juventus, Emil diasah menjadi kiper tangguh di bawah bimbingan pelatih muda ternama, termasuk Michelangelo Rampulla, mantan kiper legendaris klub tersebut.
Bersama tim Primavera Juventus (U-19), Emil mencapai final Campionato Nazionale Primavera 2015–2016, meski harus puas sebagai runner-up setelah kalah adu penalti dari AS Roma.
Debut Profesional dan Langkah Awal di Serie A
Ketekunan Emil membuahkan hasil ketika ia pertama kali dipanggil ke tim utama Juventus oleh pelatih Massimiliano Allegri pada 30 November 2014.
Meski saat itu ia lebih sering berada di bangku cadangan, pengalaman tersebut menjadi bekal berharga.
Debut profesionalnya baru terjadi pada 27 Mei 2017, di laga terakhir Serie A musim 2016–2017 melawan Bologna.
Dalam pertandingan tersebut, Juventus menang 2–1, dan Emil resmi mencatatkan namanya sebagai bagian dari skuad juara Serie A.
Namun, persaingan ketat dengan kiper legendaris seperti Gianluigi Buffon dan Neto membuat Emil sulit mendapatkan menit bermain.
Untuk mengasah kemampuannya, Juventus meminjamkannya ke Venezia di Serie B pada musim 2017–2018.
Di klub ini, Emil tampil solid dan membuktikan potensinya sebagai penjaga gawang masa depan.
Puncak Karier di Sampdoria dan Inter Milan
Langkah besar berikutnya terjadi pada 17 Juli 2018, ketika Emil bergabung dengan Sampdoria di Serie A dengan status pinjaman.
Performa impresifnya membuat Sampdoria tak ragu mengikatnya secara permanen pada Februari 2019 dengan biaya transfer €20 juta (sekitar Rp328 miliar saat itu).
Selama lima tahun di Sampdoria, Emil menjadi kiper utama dan mencatatkan 169 penampilan di semua kompetisi, menjadikannya salah satu penjaga gawang andalan di liga tertinggi Italia.
Pada Agustus 2023, Emil mendapat kesempatan emas bergabung dengan Inter Milan, klub papan atas yang baru saja menjadi runner-up Liga Champions.
Meski berstatus pinjaman, ia turut meraih gelar Serie A 2023–2024 dan Piala Super Italia 2023.
Namun, minimnya menit bermain di Inter membuatnya memilih tantangan baru dengan bergabung ke Como 1907 pada Juli 2024 melalui kontrak permanen selama empat tahun.
Tak lama kemudian, pada 3 Februari 2025, Emil dipinjamkan ke Palermo di Serie B, tempat ia kini menunjukkan performa gemilang.
Sejak 2012, Emil telah mewakili Italia di berbagai level junior, mulai dari U-15 hingga U-21.
Ia pernah tampil di Kejuaraan U-17 Eropa 2013 dan melakukan debut untuk tim U-21 Italia pada 2017.
Namun, panggilan ke tim senior Italia tak kunjung datang, meski namanya sempat dikaitkan dengan skuad Gli Azzurri.
Di sisi lain, PSSI telah lama mengincar Emil untuk dinaturalisasi, sebuah proses yang sempat tertunda karena keinginannya memperjuangkan karier di Italia.
Pada Februari 2025, Emil akhirnya menunjukkan tanda-tanda kesiapan membela Indonesia dengan menambahkan bendera Merah Putih di media sosialnya.
Keputusan ini disambut antusias oleh publik sepak bola Indonesia, dan pada 10 Maret 2025, ia resmi menjadi WNI.
Emil kini berpeluang menjadi saingan Maarten Paes di posisi kiper utama Timnas Indonesia, membawa pengalaman dan kualitas kelas dunia ke skuad Garuda.
Dengan tinggi badan 192 cm, Emil dikenal sebagai kiper yang memiliki refleks cepat, kemampuan menghentikan tembakan akurat, dan keberanian keluar dari garis gawang.
Determinasi dan fisiknya yang prima menjadikannya aset berharga bagi tim mana pun.
Jika proses adaptasinya di Timnas Indonesia berjalan mulus, Emil berpotensi menjadi tumpuan di bawah mistar, terutama dalam ajang kualifikasi Piala Dunia 2026 atau Piala Asia mendatang.
Ayah Emil, Edy Mulyadi, pernah menyatakan bahwa anaknya lebih memilih Italia untuk mengejar mimpi Piala Dunia.
Namun, perubahan sikap Emil menunjukkan ikatan emosionalnya dengan Tanah Air tetap kuat.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut gembira proses naturalisasi ini, menyebut Emil sebagai tambahan amunisi penting bagi Timnas Indonesia.
Karier Emil Audero adalah bukti bahwa kerja keras dan bakat dapat membawa seseorang dari Mataram hingga ke panggung besar Eropa.
Kini, dengan seragam Garuda di dadanya, ia siap menulis babak baru dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Publik pun menanti debutnya, berharap Emil mampu mengangkat prestasi timnas ke level yang lebih tinggi.***