Milan, 5 Maret 2025 – Di tengah performa gemilang yang membawa Inter Milan menempati posisi puncak klasemen fase liga Liga Champions 2024/2025, pelatih Simone Inzaghi menolak anggapan bahwa timnya sudah 70 persen mengunci tiket ke babak 8 besar. Dengan empat kemenangan dan satu hasil imbang dari lima laga, termasuk kemenangan impresif 1-0 atas Manchester City, Inter justru bersikap rendah hati, menegaskan bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan.

Kamera menyorot Giuseppe Meazza malam itu, saat sorak sorai suporter mengiringi gol tunggal Lautaro Martinez yang menggetarkan gawang raksasa Inggris. Namun, di balik euforia, Inzaghi tetap tenang, memperingatkan bahwa keunggulan atas Manchester City, Bayern München, dan rival sekota AC Milan tak serta-merta menjamin langkah mulus ke fase knockout.

Performa Inter dan Peta Persaingan Ketat
Inter Milan saat ini duduk nyaman di puncak dengan 13 poin, unggul atas tim-tim elite seperti Manchester City dan Bayern München yang masih berjuang di papan tengah. Kemenangan atas City di matchday pertama menjadi pernyataan keras bahwa Nerazzurri bukan sekadar penutup grup, melainkan kandidat serius juara.

Namun, Inzaghi tak mau terlena. “Kami lebih bagus dari City, Bayern, atau Milan? Itu omong kosong. Liga Champions tidak sesederhana itu,” tegasnya dalam konferensi pers usai latihan, Selasa (4/3/2025). Ia menambahkan bahwa tiga laga tersisa—termasuk duel tandang melawan Sporting CP dan laga krusial kontra Bayer Leverkusen—akan menjadi penentu sejati.

Fase liga musim ini memang berbeda. Dari 36 tim, hanya delapan teratas yang lolos langsung ke 16 besar, sementara peringkat 9-24 harus melalui playoff. Inter, meski di posisi aman, hanya unggul tiga poin dari Arsenal di peringkat 8, dan satu kekalahan saja bisa mengubah segalanya.

Latar belakang musim ini memperlihatkan Inter yang konsisten. Setelah menjuarai Serie A musim lalu, mereka mempertahankan kekuatan inti seperti Martinez dan Nicolo Barella, ditambah sentuhan cerdas Inzaghi dalam rotasi pemain. Namun, Bayern dan City, meski tersandung, tetap menjadi ancaman dengan skuad bertabur bintang dan pengalaman mereka di kompetisi ini.

Kisah di Balik Ketegangan dan Harapan
Di ruang ganti, Martinez menjadi simbol semangat Inter. Kapten Argentina itu tak hanya mencetak gol penentu kemenangan atas City, tetapi juga menginspirasi rekan-rekannya dengan kerja keras tanpa henti. “Kami main untuk suporter, untuk sejarah klub ini. Tapi kami belum sampai di garis akhir,” ujarnya, sembari mengelap keringat usai sesi latihan.

Bagi suporter Inter di San Siro, perjalanan ini membawa déjà vu manis. Final Liga Champions 2023 melawan Manchester City—yang berakhir dengan kekalahan tipis 0-1—masih membekas, dan kini mereka melihat peluang revans. “Kami ingin membuktikan Inter adalah yang terbaik, tapi kami harus tetap fokus,” kata Marco, seorang tifoso yang sudah menonton Inter sejak era treble 2010.

AC Milan, sang rival sekota, menjadi kontras menarik. Rossoneri tersingkir di playoff 16 besar oleh Feyenoord pada Februari lalu, membuat Inter semakin termotivasi untuk menjaga supremasi kota Milan di Eropa. Namun, Inzaghi menolak meremehkan siapa pun, termasuk Milan yang pernah mengalahkan mereka dua kali di musim domestik ini.

Langkah Hati-hati Menuju Puncak
Dengan jadwal padat dan persaingan ketat, Inter Milan kini bersiap menghadapi Sporting CP pada 11 Maret mendatang. Kemenangan akan memperkuat posisi mereka, tetapi Inzaghi tetap menekankan pentingnya konsistensi. “Kami belum 70 persen lolos. Kami baru di tengah jalan,” tegasnya, menutup spekulasi.

Di tengah gemuruh kompetisi, Inter tak hanya membawa ambisi klub, tetapi juga harapan jutaan penggemar. Mereka bukan lagi kuda hitam, melainkan penantang nyata yang menolak diprediksi. Akankah langkah hati-hati ini membawa mereka kembali ke puncak Eropa? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal pasti: Inter Milan sedang menulis cerita yang sulit dilupaskan dari ingatan.